Natal ditahun 2020 ini adalah Natal yang ganjil. Biasanya disaat natal gereja ini penuh, jemaat berdesak-desakan. Setelah ibadah selesai, ada perayaan yang diisi oleh berbagai atraksi yang menghibur dan tentu saja ada makan minum yang enak.
Tapi pada Natal 2020 ini, Ibadah raya dan pesta bersama jemaat, tidak bisa kita lakukan.
Berkunjung, saling silahturahmi, antara teman, antar sesama jemaat, antara orang tua bersama anak-anak cucu, tidak bisa kita lakukan.
Yang paling menyedihkan, para senioren di Altenheim dan orang sakit dirumah sakit, harus merayakannya sendiri, tanpa kunjungan keluarga dan teman.
Saudara-saudaraku yang kekasih. Pada saat natal kita selalu menyanyikan lagu: „hai mari berhimpun dan bersukaria“.
Hai mari berhimpun artinya, mari semua berkumpul, datang lah sebanyak-banyaknya. Bersuka ria artinya bergembira sesuka hati, bernyanyi-nyanyi bersama, menari bersama, tertawa bersama, ramai-ramai.
Tapi ajakan hai mari berhimpun dan bersukaria itu, justru dilarang oleh protokol kesehatan. Siapa yang berhimpun dan bersukaria dimasa pandemi ini, akan ditangkap polisi dan dikenakan denda.
Saudara-saudaraku yang kekasih. Sebenarnya Yesus lahir dalam suasana yang sunyi dan senyap.
Sunyi artinya tidak ada kumpulan orang-orang. Misalnya kalau kita berjalan dihutan, lalu anda tidak bertemu siapa-siapa, hanya anda sendiri atau hanya anda dan pasangan anda, itulah yang dinamakan sunyi.
Senyap artinya, tidak ada keributan, tidak ada keramaian, tidak ada bunyi-bunyian.
Kita ingat lagu „Malam Kudus, sunyi senyap“.
Pada malam waktu Yesus dilahirkan disebut sebagai malam kudus. Mengapa? Karena Anak yang lahir itu adalah anak yang kudus, anak yang suci. Seorang Anak yang datang dari Allah.
Pada waktu Yesus lahir pada malam kudus itu, suasananya sunyi dan senyap. Sunyi dan senyap artinya: sepi einsam, tidak ada siapa-siapa, tidak ada kumpulan orang-orang, tidak ada bunyi-bunyian, tidak ada kembang api dan petasan.
Selama bertahun-tahun orang kristen menyanyikan lagu Malam kudus sunyi senyap, dalam suasana yang ramai, banyak lampu kerlap-kerlip, banyak orang-orang dan terutama banyak makanan dan minuman yang enak.
Jadi selama bertahun-tahun orang kristen menyanyikan lagu malam kudus sunyi senyap, tapi suasana yang tidak sunyi dan tidak senyap. Orang kristen selama bertahun-tahun menyanyikan lagu malam kudus sunyi senyap ditengah keramaian dan pesta pora.
Tapi pada Natal tahun 2020 ini kita rayakan Natal dalam suasana yang benar-benar sunyi dan senyap, seperti dalam teks lagu Malam kudus sunyi senyap. Ini gara-gara Lockdown.
Saudara-saudaraku yang kekasih. Natal tahun 2020 ini, kita beribadah dan merayakan natal, seperti suasana ketika Yesus lahir di Betlehem.
Yesus lahir dipalungan, ditempat makanan hewan. Tidak ada pesta makan minum, tidak ada kembang api dan petasan, tidak ada lampu warna-warni.
Yesus lahir dalam suasana yang benar-benar sunyi dan senyap. Tapi dalam suasana yang sunyi dan senyap itu, malaekat-malaekat surga menampakkan diri kepada gembala-gembala dipadang.
Gembala-gembala dipadang adalah orang-orang yang selalu hidup dalam kesunyian dan kesenyapan. Karena mereka tinggal dipadang selama berbulan-bulan bersama kambing domba, jauh dari pemukiman.
Dalam Lukas 2,13 – 14 diceritakan: Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Gembala-gembala melihat banyak sekali malaekat dari surga yang bernyanyi dengan sorak sorai.
Orang-orang dikota tidak melihat dan tidak mendengar ada banyak malaekat dari surga bernyanyi memuji Tuhan. Hanya gembala-gembala yang hidup terisolasi dipadang, yang hidup dalam kesunyian dan kesenyapan, yang bisa melihat dan merasakan suka cita surgawi.
Ini satu bukti, bahwa peristiwa surgawi itu hanya bisa ditemukan dalam suasana yang sunyi dan senyap. Keajaiban surgawi itu hanya bisa dialami dalam suasana yang sederhana, apa adanya dan jujur, seperti gembala-gembala dipadang.
Saudara-saudaraku yang kekasih. Jika anda membuka hatimu apa adanya dan jujur, maka Yesus bersedia lahir dihatimu saat ini juga. Dan jika Yesus lahir dihatimu, maka anda akan menyaksikan keajaiban dan merasakan suka cita surgawi, sama seperti yang dialami gembala-gembala.
Walaupun anda sekarang sendiri, dalam suasana sunyi dan senyap, tapi jika Yesus lahir dihatimu saat ini, maka anda tidak akan kesepian. Karena malaekat-malaekat surga akan menemanimu.
Bukalah hatimu, jadikanlah dirimu palungan untuk kelahiran Yesus. Jika Yesus telah lahir dihatimu, maka Dia akan tinggal bersama-sama denganMu sepanjang hidupmu dan menyelamatkanmu. PenyertaanNya, kekuatan dariNya, penghiburan dariNya engkau akan rasakan.
Selamat natal saudara-saudaraku. Tuhan Yesus yang lahir akan memberkatimu dari saat ini sampai selama-lamanya.
Amin.
Junita Rondonuwu-Lasut
Pendeta Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main