Di dalam blog ini tersedia pengumuman dan informasi terbaru.
Datum: Sonntag, der 25. Mai 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausLukas 10, 25 – 37
Und siehe, da stand ein Gesetzeslehrer auf, versuchte ihn und sprach: Meister, was muss ich tun, dass ich das ewige Leben ererbe? 26 Er aber sprach zu ihm: Was steht im Gesetz geschrieben? Was liest du? 27 Er antwortete und sprach: »Du sollst den Herrn, deinen Gott, lieben von ganzem Herzen, von ganzer Seele und mit all deiner Kraft und deinem ganzen Gemüt[3], und deinen Nächsten wie dich selbst« 28 Er aber sprach zu ihm: Du hast recht geantwortet; tu das, so wirst du leben. 29 Er aber wollte sich selbst rechtfertigen und sprach zu Jesus: Wer ist denn mein Nächster? 30 Da antwortete Jesus und sprach: Es war ein Mensch, der ging von Jerusalem hinab nach Jericho und fiel unter die Räuber; die zogen ihn aus und schlugen ihn und machten sich davon und ließen ihn halb tot liegen. 31 Es traf sich aber, dass ein Priester dieselbe Straße hinabzog; und als er ihn sah, ging er vorüber. 32 Desgleichen auch ein Levit: Als er zu der Stelle kam und ihn sah, ging er vorüber. 33 Ein Samariter aber, der auf der Reise war, kam dahin; und als er ihn sah, jammerte es ihn; 34 und er ging zu ihm, goss Öl und Wein auf seine Wunden und verband sie ihm, hob ihn auf sein Tier und brachte ihn in eine Herberge und pflegte ihn. 35 Am nächsten Tag zog er zwei Silbergroschen heraus, gab sie dem Wirt und sprach: Pflege ihn; und wenn du mehr ausgibst, will ich dir’s bezahlen, wenn ich wiederkomme. 36 Wer von diesen dreien, meinst du, ist der Nächste geworden dem, der unter die Räuber gefallen war? 37 Er sprach: Der die Barmherzigkeit an ihm tat. Da sprach Jesus zu ihm: So geh hin und tu desgleichen!
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Ilona Klemens (Evangelische Studierendengemeinde Frankfurt)
Musik: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum Sonntag Rogate
Liturgie: Viktor Aritonang
Schriftlesung: Priska Alexandrie-Balondo
Medien Technik: Marsha Marcelina
Abkündigung: Jens Balondo
Schlüsseldienst: Marsha Marcelina
Vorbereitungen Gemeindetreff: Anugerah
Tanggal: Minggu, 25 Mei 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariLukas 10, 25 – 37
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!".
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Ilona Klemens (Persekutuan Mahasiswa Kristen Frankfurt)
Musik: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu Rogate
Liturgi: Viktor Aritonang
Pembacaan Alkitab: Priska Alexandrie-Balondo
Media Tehnik: Marsha Marcelina
Berita Jemaat: Jens Balondo
Kunci: Marsha Marcelina
Persiapan pertemuan Jemaat: Anugerah
Datum: Freitag, der 18. Mai 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausApostelgeschichte 16, 23-34
Nachdem man sie hart geschlagen hatte, warf man sie ins Gefängnis und befahl dem Kerkermeister, sie gut zu bewachen. 24Als er diesen Befehl empfangen hatte, warf er sie in das innerste Gefängnis und legte ihre Füße in den Block. 25Um Mitternacht aber beteten Paulus und Silas und lobten Gott. Und es hörten sie die Gefangenen. 26Plötzlich aber geschah ein großes Erdbeben, sodass die Grundmauern des Gefängnisses wankten. Und sogleich öffneten sich alle Türen und von allen fielen die Fesseln ab. 27Als aber der Kerkermeister aus dem Schlaf auffuhr und sah die Türen des Gefängnisses offen stehen, zog er das Schwert und wollte sich selbst töten; denn er meinte, die Gefangenen wären entflohen. 28Paulus aber rief laut: Tu dir nichts an; denn wir sind alle hier! 29Der aber forderte ein Licht und stürzte hinein und fiel zitternd Paulus und Silas zu Füßen. 30Und er führte sie heraus und sprach: Ihr Herren, was muss ich tun, dass ich gerettet werde? 31Sie sprachen: Glaube an den Herrn Jesus, so wirst du und dein Haus selig! 32Und sie sagten ihm das Wort des Herrn und allen, die in seinem Hause waren. 33Und er nahm sie zu sich in derselben Stunde der Nacht und wusch ihnen die Striemen. Und er ließ sich und alle die Seinen sogleich taufen 34und führte sie in sein Haus und bereitete ihnen den Tisch und freute sich mit seinem ganzen Hause, dass er zum Glauben an Gott gekommen war.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Sonya Mboeik
Ehrenamtlicher Dienst zu Kantate
Liturgie: Pfrin. Junita Rondonuwu-Lasut
Schriftlesung:
Abendmahl: Kirchenvorstand
Medien Technik: Yosua Rondonuwu
Abkündigung: Kirchenvorstand
Schlüsseldienst: Aditya Dolontelide
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Damai sejahtera
Folgende Vorbereitungen können Sie für die Teilnahme zum Abendmahl von zu Hause aus treffen.
Vorbereitungen zum Abendmahl:
Glas und Wein:
1. Bereiten Sie Gläschen entsprechend der Anzahl der Abendmahlteilnehmer vor. Wenn keine Gläschen vorhanden sind, können Sie auch normale Trinkwassergläser verwenden.
2. Bereiten Sie den Wein vor. Optional können Sie auch einen Traubensaft oder sonstige Säfte verwenden.
3. Stellen Sie alles auf dem Tisch bereit.
Brot:
1. Das Brot kann Toast oder auch normales Brot sein.
2. Das Brot kann in rechteckige Stückchen geschnitten oder zerbrochen werden.
Abendmahltisch:
Stellen Sie alles, was Sie für das Abendmahl brauchen, auf den Tisch. Wenn vorhanden, können Sie ebenfalls Kerzen und einen Kreuz aufstellen.
Tanggal: Jumat, 18 Mei 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariKisah Para Rasul 16, 23-34
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. 27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" 29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. 30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" 31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." 32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. 34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Sonya Mboeik
Pemberitahuan Pelayanan pada hari Minggu Kantate
Liturgi: Pdt. Junita Rondonuwu-Lasut
Pembacaan Alkitab:
Perjamuan Kudus: Majelis Jemaat
Media Tehnik: Yosua Rondonuwu
Berita Jemaat: Majelis Jemaat
Kunci: Aditya Dolontelide
Persiapan pertemuan Jemaat: Kelompok Damai sejahtera
Dibawah ini petunjuk untuk Perjamuan Kudus dirumah pada hari Minggu
Perlengkapan yang disiapkan
Gelas dan Anggur:
1. Siapkan sloki sesuai dengan jumlah peserta perjamuan. Jika tidak ada sloki, pakai gelas weine. Jika tidak ada gelas weine, boleh pakai gelas air minum biasa.
2. Siapkan anggur (Wein). Jika tidak ada Wein boleh gunakan trauben saft. Jika tidak ada traubensaft boleh pakai saft apa saja.
3. Tuangg Weine atau saft kedalam sloki atau gelas secukupnya.
Roti:
1. Roti boleh roti Toast atau roti biasa.
2. Roti boleh dipotong segi empat teratur, atau dicabik (dipecahkan).
Meja Perjamuan:
Taruh peralatan perjamuan Kudus diatas meja. Pasang lilin, khiasan salib (kalau ada).
Kami adalah jembatan sekaligus rumah – dikuatkan oleh harapan, dijalani dalam keberagaman, dipersatukan oleh iman.
– Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI), dalam rangka 20 tahun kebersamaan
Pada tanggal 1 April 2025, Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) merayakan ulang tahunnya yang ke-20 sebagai jemaat mandiri dalam Gereja Protestan di Hessen dan Nassau (EKHN). Pada saat yang sama, JKI juga merayakan 37 tahun kebersamaan dan saling percaya dengan Jemaat St. Paul, di dalam ruang kebersamaan di sekitar Römer. Kedua tonggak sejarah ini menjadi momen penuh syukur dan semangat baru. Sejarah JKI dipenuhi dengan kesaksian iman, dialog antar budaya, serta semangat dan komitmen banyak orang yang telah menemukan rumah rohani antara Indonesia dan Jerman. Dari komunitas kecil, JKI telah berkembang menjadi sebuah jemaat yang diakui secara hukum publik dalam struktur EKHN – sebuah perjalanan yang penuh ketekunan, keyakinan, dan kerja sama lintas budaya.
Awal Mula – PERKI Frankfurt
Sejak tahun 1930-an, telah ada komunitas Kristen Indonesia pertama di Eropa dengan nama PERKI Europa. Di Frankfurt, pada bulan Oktober 1973, berkat inisiatif Ibu Pendeta Marlies Flesch-Thebesius dari Frankfurt dan Ibu Pendeta Irmgard Barth dari Mainz, diadakanlah kebaktian pertama dalam bahasa Indonesia secara rutin. Dari sinilah lahir komunitas PERKI Ökumene Frankfurt – sebuah persekutuan umat Indonesia Protestan dan Katolik yang, dengan penuh semangat dan keterlibatan, mengadakan kebaktiannya secara berpindah-pindah di berbagai tempat.
Ketika Pendeta Laurens Paat tiba di Frankfurt am Main, jemaat Indonesia telah berdiri selama sepuluh tahun. Pada ulang tahun ke-14 PERKI Frankfurt (tahun 1983), Jemaat St. Paul menyampaikan bahwa mereka dapat menggunakan rumah jemaat dan gereja tua Nikolaikirche secara tetap. Di lingkungan Jemaat St. Paul-lah, jemaat Indonesia ini awalnya tumbuh dan berkembang.
Mulai tahun 1986, Jemaat St. Paul Frankfurt, bekerja sama dengan Departemen Oikumene EKHN, memungkinkan penggunaan rutin rumah jemaat setiap minggunya. Ini menjadi langkah penting dalam membangun kehidupan jemaat yang aktif secara rohani dan sosial – termasuk kelompok musik dan tari, pelajaran agama berbahasa Indonesia, pendampingan keluarga, dan pelayanan kasih. Perjalanan ini sangat didukung oleh Ibu Pendeta Andrea Braunberger-Myers dan suaminya, Pendeta Jeffrey Myers (kini sudah pensiun), yang selama bertahun-tahun melayani di Jemaat St. Paul. Dengan semangat keterbukaan, dukungan lintas budaya, dan kedekatan pribadi dengan komunitas Indonesia, mereka memberikan kontribusi besar bagi perkembangan bersama kedua jemaat tersebut.
Penguatan Rohani dan Pengakuan Lembaga
Dengan dimulainya pelayanan Pendeta Laurens Paat pada tahun 1984, dimulailah babak baru dalam konsolidasi jemaat. Hubungan kemitraan dengan Gereja Protestan Minahasa (GMIM) diperkuat dan secara resmi diperbarui dengan perjanjian bersama EKHN pada tahun 1985. Sebagai jembatan antara dua gereja, Pendeta Paat tidak hanya memperkuat pelayanan ibadah, tetapi juga mendorong struktur jemaat berbasis relawan.
Salah satu tonggak sejarah penting adalah perjanjian pada 5 Desember 2004 dengan EKHN. Pendeta Laurens Paat turut berperan dalam proses pendirian ini, sementara Ibu Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut kemudian dipilih oleh Majelis Jemaat pertama sebagai pendeta pertama JKI. Bersama dengan majelis, ia membangun struktur organisasi jemaat dan menyusun pedoman-pedoman teologis serta tata tertib pelayanan yang sampai hari ini masih menjadi landasan utama. Dari pihak EKHN, Bapak Pendeta Dietmar Will (alm.), Pendeta Dr. Jörg Bickelhaupt dan Pendeta Dr. h. c. Detlev Knoche terlibat aktif dan penuh semangat dalam mendukung pendirian dan pengakuan resmi jemaat. Akhirnya, pada 23 Maret 2005, JKI resmi berdiri sebagai Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) – sebuah badan hukum gerejawi dalam EKHN yang memiliki hak suara dan pengambilan keputusan sendiri di tingkat sinodal.
Kesaksian Ekumenis dan Keterlibatan Sosial
Sejak awal berdirinya, JKI aktif mendorong dialog lintas budaya dan kerja sama antar gereja. Sebagai anggota dari ACK Frankfurt dan Konven Internasional Jemaat-Jemaat Kristen Rhein-Main, JKI secara rutin berpartisipasi dalam kebaktian ekumenis dan internasional – termasuk kebaktian besar Hari Pentakosta di Römerberg yang melibatkan lebih dari 30 jemaat dari berbagai bangsa setiap tahunnya.
JKI juga turut serta dalam isu-isu sosial dan politik: mulai dari topik migrasi, perlindungan iklim, hingga pembaruan dalam kehidupan bergereja. Dalam beberapa tahun terakhir, JKI memberi kontribusi aktif dalam diskusi tentang anti-rasisme, keadilan sosial, dan pengembangan gereja yang inklusif di abad ke-21.
Secara internasional, JKI juga terlibat dalam forum ekumenis, seperti keikutsertaannya dalam Sidang Raya Dewan Gereja Dunia (WCC) tahun 2022 di Karlsruhe yang dihadiri oleh lebih dari 400 gereja dari seluruh dunia.
Rumah Baru – Bersama Jemaat St. Paul
Pada tahun 2020, JKI bersama Jemaat St. Paul meresmikan sebuah proyek besar: pusat kegiatan bersama di Frankfurt yang menjadi ruang perjumpaan bagi kedua jemaat – sebagai simbol kehidupan bersama dalam keberagaman dan semangat persaudaraan. Di tempat ini berlangsung kelompok doa, pertemuan pemuda dan lansia, acara budaya, serta kegiatan musik gereja. Kelompok tari Indonesia Pesona Indonesia & Friends juga secara rutin berlatih di rumah jemaat Hinter dem Lämmchen.
Kedekatan ruang fisik ini telah berkembang menjadi tanda nyata dari persaudaraan Injili dalam EKHN. Kegiatan bersama dan perjumpaan spontan di halaman atau di dalam gedung memperkuat saling pengertian antar budaya dan hubungan antara kedua jemaat. Kebersamaan ini tidak hanya berjalan secara organisasi, tetapi juga tumbuh secara spiritual – dalam saling menghargai, berbagi ruang, sumber daya dan gagasan. Penggunaan bersama rumah jemaat telah mendorong lahirnya semangat baru untuk pelayanan gereja yang inklusif, terbuka terhadap dialog, dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Gedung jemaat bersama ini kini menjadi simbol keterbukaan, keramahtamahan, dan kesaksian hidup dari keberagaman di jantung kota Frankfurt.
Kehidupan Saat Ini – Beragam, Muda, Terhubung
Hari ini, JKI menjadi rumah rohani bagi orang Indonesia dari seluruh wilayah Rhein-Main – dengan anggota dari Frankfurt, Gießen, Fulda, Lampertheim, Mainz, Wiesbaden, dan kota-kota lain di sekitarnya. Terletak di pusat kota Frankfurt, JKI adalah tempat bagi siapa saja yang mencari komunitas iman, kebersamaan, dan rasa memiliki. Sebelum JKI diakui secara resmi, kebaktian mingguan berlangsung selama bertahun-tahun di gedung Römer 9 – yang sekarang menjadi Akademi Protestan Frankfurt. Saat ini, kebaktian JKI dilaksanakan setiap Minggu pukul 15.00 di Gereja Tua Nikolaikirche, Römerberg.
Ciri khas jemaat kami:
Anggota jemaat terlibat secara sukarela, banyak dari mereka hidup dalam keluarga bikultural. Kaum muda dan pelajar juga menemukan tempat yang aman dan penuh makna dalam iman – yang memperkuat identitas mereka dan memberi ruang untuk berpartisipasi.
Pemahaman Kami tentang Gereja
Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) memahami dirinya sebagai rumah rohani bagi orang-orang dari berbagai latar belakang, budaya, dan pengalaman iman. Kami adalah bagian dari gereja global Yesus Kristus, dan pada saat yang sama menjadi jembatan antara Indonesia dan Jerman. Sebagai komunitas yang berakar di Frankfurt dan terhubung secara internasional, kami berkomitmen untuk membangun pengertian lintas budaya, keadilan sosial, dan spiritualitas yang hidup.
Di tengah tantangan zaman, kami percaya bahwa iman dapat melampaui batas-batas dan menciptakan ruang baru untuk perjumpaan. Kami terlibat aktif dalam kerja sama antar gereja dan antaragama, mencari dialog dengan komunitas iman lainnya, dan memperjuangkan kehidupan bersama yang dibangun atas dasar saling menghormati, harapan, dan damai.
Gereja hidup di tempat orang-orang saling berbagi, merayakan, berdoa, dan memikul tanggung jawab satu sama lain – didorong oleh Kabar Baik Yesus Kristus. Di tengah dunia yang terus berubah, kami percaya: iman menyatukan, harapan menguatkan, dan kasih mendorong untuk bertindak demi sesama.
Tahun | Tonggak Sejarah |
---|---|
1930-an | Komunitas PERKI pertama berdiri di Eropa |
1973 | Ibadah berbahasa Indonesia pertama di Frankfurt |
1986 | Penggunaan rutin rumah jemaat St. Paul dimulai |
1988 | Awal kebersamaan dengan Jemaat St. Paul |
2004 | Penandatanganan perjanjian pembentukan jemaat mandiri bersama EKHN |
2005 | Pendirian resmi JKI sebagai badan hukum gerejawi (KdöR) |
2020 | Peresmian rumah jemaat bersama dengan Jemaat St. Paul |
2025 | 20 tahun JKI – 37 tahun kebersamaan di Römer |
Apa yang dulu dimulai sebagai bentuk keramahtamahan, tumbuh selama bertahun-tahun menjadi sebuah komunitas yang utuh. Ketika Pendeta Laurens Paat memulai pelayanannya di Frankfurt pada tahun 1984, diletakkanlah dasar untuk kemitraan gerejawi yang kuat. Pada tahun 2004, EKHN dan komunitas Indonesia menandatangani perjanjian yang mengarah pada pendirian resmi Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main (JKI) – sebagai badan hukum gereja dengan hak suara sendiri dalam struktur sinode gereja.
Hari ini, JKI adalah bagian aktif dari kehidupan gerejawi di Frankfurt: sebagai anggota Konven Internasional Jemaat-Jemaat Kristen Rhein-Main, sebagai penyelenggara bersama kebaktian besar Pentakosta di Römerberg, serta sebagai mitra dalam berbagai isu sosial dan diakonal – mulai dari kritik terhadap rasisme, keadilan iklim hingga pendidikan lintas budaya.
Hubungan puluhan tahun dengan Jemaat St. Paul merupakan tanda nyata bahwa gereja dapat tumbuh dalam keberagaman. Dari penggunaan bersama ruang gereja, tercipta kehidupan bersama dalam keseharian: dalam kebaktian, proyek bersama, dan perjumpaan antarjemaat. Sejak 2020, kedua jemaat membentuk sebuah pusat jemaat bersama – sebuah ruang kebersamaan yang nyata, tempat perspektif Indonesia, Jerman, dan internasional saling melengkapi dan hidup berdampingan.
Dalam rangka ulang tahun ke-20 JKI dan 37 tahun kebersamaan dengan Jemaat St. Paul, kami menengok ke belakang dengan rasa syukur – dan memandang ke depan dengan penuh harapan. Di masa di mana keberagaman seringkali dianggap sebagai tantangan, kisah bersama kami menunjukkan: iman dapat mempersatukan, gereja dapat menjadi jembatan – dan hidup berdampingan bisa berhasil, jika kita mau saling melihat, mendengar, dan mendukung.
Selamat Ulang Tahun – Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main!
Semoga berkat Tuhan menyertai pelayanan kita di tahun-tahun mendatang.
Lihat lebih banyak foto dan video di kanal sosial kami: Instagram, Facebook dan YouTube.
Datum: Sonntag, der 11. Mai 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausLukas 18, 1-8
Er sagte ihnen aber ein Gleichnis davon, dass man allezeit beten und nicht nachlassen sollte, 2 und sprach: Es war ein Richter in einer Stadt, der fürchtete sich nicht vor Gott und scheute sich vor keinem Menschen. 3 Es war aber eine Witwe in derselben Stadt, die kam immer wieder zu ihm und sprach: Schaffe mir Recht gegen meinen Widersacher! 4 Und er wollte lange nicht. Danach aber dachte er bei sich selbst: Wenn ich mich schon vor Gott nicht fürchte noch vor keinem Menschen scheue, 5 will ich doch dieser Witwe, weil sie mir so viel Mühe macht, Recht schaffen, damit sie nicht zuletzt komme und mir ins Gesicht schlage. 6 Da sprach der Herr: Hört, was der ungerechte Richter sagt! 7 Sollte aber Gott nicht Recht schaffen seinen Auserwählten, die zu ihm Tag und Nacht rufen, und sollte er bei ihnen lange warten? 8 Ich sage euch: Er wird ihnen Recht schaffen in Kürze. Doch wenn der Menschensohn kommen wird, wird er dann Glauben finden auf Erden?
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut (Evangelische Indonesische Kristusgemeinde Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Ehrenamtlicher Dienst zum Sonntag Jubilate
Liturgie: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut
Kindergottesdienst: KiGo-Team
Schriftlesung: Veni Simanjuntak
Medien Technik: Dayvan Foenale
Abkündigung: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut
Schlüsseldienst: Pfarrerin Junita Rondonuwu-Lasut
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Puji Syukur
Tanggal: Minggu, 11 Mei 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariLukas 18, 1-8
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." 6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut (Jemaat Kristus Indonesia Rhein-Main)
Musik: Leandro Christian
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu Jubilate
Liturgi: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut
Sekolah Minggu: KiGo-Team
Pembacaan Alkitab: Veni Simanjuntak
Media Tehnik: Dayvan Foenale
Berita Jemaat: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut
Kunci: Pendeta Junita Rondonuwu-Lasut
Persiapan pertemuan Jemaat: Kelompok Puji Syukur
Datum: Sonntag, der 06. April 2025
Uhrzeit: 15 Uhr
Ort: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Predigttext ausJohannes 10, 11-16 (27-30)
Ich bin der gute Hirte. Der gute Hirte lässt sein Leben für die Schafe. 12 Der Mietling, der nicht Hirte ist, dem die Schafe nicht gehören, sieht den Wolf kommen und verlässt die Schafe und flieht – und der Wolf stürzt sich auf die Schafe und zerstreut sie –, 13 denn er ist ein Mietling und kümmert sich nicht um die Schafe. 14 Ich bin der gute Hirte und kenne die Meinen und die Meinen kennen mich, 15 wie mich mein Vater kennt; und ich kenne den Vater. Und ich lasse mein Leben für die Schafe. 16 Und ich habe noch andere Schafe, die sind nicht aus diesem Stall; auch sie muss ich herführen, und sie werden meine Stimme hören, und es wird eine Herde und ein Hirte werden. 27 Meine Schafe hören meine Stimme, und ich kenne sie und sie folgen mir; 28 und ich gebe ihnen das ewige Leben, und sie werden nimmermehr umkommen, und niemand wird sie aus meiner Hand reißen. 29Was mir mein Vater gegeben hat, ist größer als alles, und niemand kann es aus des Vaters Hand reißen. 30 Ich und der Vater sind eins.
(Lutherbibel 2017)
Predigt: Pfarrer Djoko P. A. Wibowo (Evangelische Mission in Solidarität - EMS)
Musik: Sonya Mboeik
Ehrenamtlicher Dienst zum Sonntag Misericordias Domini
Liturgie: Frank Madrikan
Kindergottesdienst: KiGo-Team
Schriftlesung: Jose Sutama
Medien Technik: Jens Balondo
Abkündigung: Aditya Dolontelide
Schlüsseldienst: Jens Balondo
Vorbereitungen Gemeindetreff: Gruppe Sukacita
Tanggal: Minggu, 6 April 2025
Waktu: Pukul 15:00
Tempat: Alte Nikolaikirche, Frankfurt am Main / Römerberg
Teks Khotbah dariYohanes 10, 11-16 (27-30)
Ich bin der gute Hirte. Der gute Hirte lässt sein Leben für die Schafe. 12 Der Mietling, der nicht Hirte ist, dem die Schafe nicht gehören, sieht den Wolf kommen und verlässt die Schafe und flieht – und der Wolf stürzt sich auf die Schafe und zerstreut sie –, 13 denn er ist ein Mietling und kümmert sich nicht um die Schafe. 14 Ich bin der gute Hirte und kenne die Meinen und die Meinen kennen mich, 15 wie mich mein Vater kennt; und ich kenne den Vater. Und ich lasse mein Leben für die Schafe. 16 Und ich habe noch andere Schafe, die sind nicht aus diesem Stall; auch sie muss ich herführen, und sie werden meine Stimme hören, und es wird eine Herde und ein Hirte werden. 27 Meine Schafe hören meine Stimme, und ich kenne sie und sie folgen mir; 28 und ich gebe ihnen das ewige Leben, und sie werden nimmermehr umkommen, und niemand wird sie aus meiner Hand reißen. 29Was mir mein Vater gegeben hat, ist größer als alles, und niemand kann es aus des Vaters Hand reißen. 30 Ich und der Vater sind eins.
(Alkitab Terjemahan Baru 1974)
Khotbah: Pendeta Djoko P. A. Wibowo (Evangelical Mission in Solidarity - EMS)
Musik: Sonya Mboeik
Pemberitahuan Pelayanan Hari Minggu Misericordias Domini
Liturgi: Frank Madrikan
Sekolah Minggu: KiGo-Team
Pembacaan Alkitab: Jose Sutama
Media Tehnik: Jens Balondo
Berita Jemaat: Aditya Dolontelide
Kunci: Jens Balondo
Persiapan pertemuan Jemaat: Kelompok Sukacita